PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MAHĀRAH AL-KALĀM
BERBASIS USLUB AL-QUR’ĀN
Oleh:
Zainal Arifin*
Syarif hidayullah khan*
Syaifudin*[1]
PROLOG
Kamis, 11 Juli 2013 10:51 dikutip dari situs merdeka.com ditemukan
kesekian kalinya, buku ajar untuk siswa sekolah dasar (SD) terselip konten
cerita dewasa. Kasus terbaru, cerita panjang yang mengisahkan percintaan dan
keperawanan ada di buku Aku Senang Belajar Bahasa Indonesia yang diperuntukkan
bagi siswa SD dan MI untuk kelas 6.
PENDAHULUAN
Peristiwa di atas sangat memalukan citra pendidikan dan juga sangat
merusak daya fikir anak serta berdampak pada rusaknya moral anak. sungguh
memprihatinkan buku SD mengandung konten pornografi dimana di usia-usia emas
siswa seharusnya mengkonsumsi buku yang berisi konten penanaman nilai keagamaan
dan karakter. Jika masalah ini dibiarkan saja maka akan berdampak pada
degradasi moral generasi bangsa. Terbukti saat ini siswa SD, SMP, SMA maupun siswa
remaja lainnya di usia mudanya sudah berani melakukan perbuatan yang mengarah
kepada pronografi. Jadi masalah ini harus secepatnya diatasi. Selain itu,
sebagai pendidik haruslah lebih selektif dalam memilih bahan ajar. Dan alangkah
lebih baiknya lagi membuat bahan ajar sendiri dengan menginternalisasi nilai-nilai
karakter dan nilai-nilai agama yang berpedoman kepada al-qur’an dan hadis
Rasulullah.[2]
Buku dewasa ini kita kenal sebagai sumber ilmu pengetahuan. senada
dengan ini slogan perpustakaan bank BI Surabaya menyebutkan “Buku singgasana
ilmu pengetahuan”.[3]
Segala bentuk pengetahuan apapun dapat kita temukan di buku. Dalam pepatah Arab
mengatakan:
خير جاليس في
الزمان كتاب
“sebaik baik teman duduk di setiap waktu adalah buku”
Idealnya buku ajar yang ada di sekolah harus memuat materi yang
berisi nilai-nilai keagamaan dan karakter, namun di zaman globalisasi dan
ditengah perkembangan teknologi saat ini tidak jarang ditemukan bahan ajar yang
beredar di sekolah/madrasah jauh dari kategori baik. Terbukti di beberapa
sekolah ditemukan kasus beredarnya buku mata pelajaran SD berkonten pornografi,
belum lagi konten kekerasan, bulliying, serta buku yang disusun hanya sekedar
untuk memenuhi kantong proyek atau bisnis semata tanpa memerhatikan teknik
penyusunan buku yang ideal.
Kasus-kasus tersebut harus segera dituntaskan baik oleh pemerinta
yang dalam hal ini kemendikbud maupun kemenag, dan juga oleh guru sebagai
pendidik yang dekat dengan kehidupan siswa di sekolah. Saat ini pemerintah
sudah brupaya menyediakan bahan ajar yang berasaskan pendidikann karakter yaitu
buku kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik. Selain itu juga banyak para
guru yang kreatif membuat bahan ajar sendiri seperti modul, makalah, slide
presentasi, yang di didalamnya ditanamkan nilai-nilai karakter.
Namun, dalam penerapannya tidak serta merta merubah moral siswa
atau karakter siswa secara darastis. Tidak dipungkiri masih banyak masalah-masalah
siswa yang harus dijadikan perhatian penting oleh semua pihak baik oleh
pemerintah, orang tua maupun para guru. Diantara permasalahan tersebut ialah, jarang
ditemukan bahan ajar yang memuat atau mengkaitkan nilai-nilai al-Qur’an pada
konten materinya. Sedangkan kita sadari bahwa al-qur’an adalah pedoman hidup
umat islam.
Selain itu, di arus globalisasi, ditengah perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi, siswa sudah jauh dari al-qur’an. Mereka tidak lagi akrab
dengan al-Qur’an. tetapi sebaliknya, mereka lebih akrab dengan ponsel, laptop
dan gadgetnya. Hingga mereka tidak peka dengan lingkungan sekitar, lupa dengan
dunia bermain di tanah lapang, dan mereka juga lupa tradisi keislaman mereka
sejak kecil dulu yaitu rajin ke mesjid untuk mengaji di sore hari.
Banyak solusi yang sudah ditawarkan untuk mengatasi berbagai
masalah ini. Kurikulum di sekolah sudah menawarkan materi-materi keagamaan,
salah satunya bahasa Arab. secara tidak langsung pembelajaran bahasa Arab juga
merupakan salah satu internalisasi nilai-nilai al-Qur’an karena al-Qur’an
menggunakan bahasa Arab. Begitu juga dengan bahan ajar bahasa Arab, khususnya
pada aspek maharah al-kalam, tentu juga harus memuat materi yang tertanam di
dalamnya nilai-nilai al-Qur’an.
Menjawab berbagai permasalahan diatas penulis merumuskan beberapa
permasalahan yaitu: pertama, seperti apa uslub-uslub di dalam al-qur’an; kedua,
bagaimana konsep dasar penyusunan bahan ajar yang ideal; ketiga, seperti apa
pembelajaran maharah kalam-yang baik; keempat, bagaimana internalisasi
uslub-uslub al-Qur’an dalam bahan ajar maharah al-kalam; kelima, bagaimana
implementasinya pada teks atau konten maharah al-kalam. Adapun tujuan penulisan
ini adalah: pertama, untuk mengetahui uslub-uslub di dalam al-qur’an; kedua,
untuk mengetahui konsep dasar penyusunan bahan ajar yang baik; ktiga, untuk
mengetahui konsep pembelajaran maharah al-kalam yang baik; keempat, mengetahui
internalisasi uslub-uslub al-qur’an dalam bahan ajar maharah al-kalam; kelima,
mengetahui implementasi uslub-uslub al-qur’an dalam bahan ajar maharah
al-kalam.
Akhirnya penulis berharap tulisan ini dapat menjadi solusi
terbarukan demi terwujudnya pembelajar yang berkarakter dan agamis.
USLUB-USLUB AL-QUR’AN
Uslub secara bahasa diterjemahkan artinya: jalan, cara, metode atau
sistem. Jika diartikan sebagai makna yang termuat pada pola kalimat dan
memudahkan pembaca ketika membaca atau mendengarnya. Secara istilah uslub
diartikan sebagai cara seseorang merangkai kata kemudian menggunakannya pada
konteks tertentu dan untuk tujuan tertentu.[4] Uslub
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: (1) Uslub ‘ilmi (metode keilmuan);
(2) uslub adabi (metode kesusastraan) dan (3) uslub khitabi
(metode percakapan). Tujuan dari tiga macam uslub di atas adalah untuk
memudahkan pembaca atau pendengar makna yang terkandung didalam kalimat
al-qur’an maupun gaya bahasanya.[5]
Sedangkan Habib dalam al-Zarqani kitab manahil al-irfan
mengartikan uslub sebagai suatu cara yang dipakai oleh seorang penutur dalam
merangkai dan mengemukakan idenya kepada lawan bicaranya dengan
pemilihan-pemilihan kata.[6]
Disisi lain Habib juga mengutip pendapat al-jurjani yang menyebut uslub
meliputi dua aspek. Pertama metode berfikir, dan kedua metode
penyampaian lafal dalam ekspresi.
Dari berbagai definisi di atas jelas bahwa uslub merupakan
rangkaian kalimat yang disusun oleh si pembicara untuk disampaikan kepada si
pendengar. Habib memperjelas penegasannya bahwa:
“uslub adalah cara memilih kata yang kemudian dirangkaikan dengan
kata lain sehingga membentuk makna yang tepat”.[7]
Berkenaan dengan itu adapun pengertian uslub al-qur’an ialah cara
atau metode khas penyusunan dan pemilihan lafaz kalam dalam al-qur’an.[8]
Dengan demikian uslub al-qur’an dapat diartikan cara atau metode yang tepat
dalam penyusunan pola kalimat maupun ungkapan dalam al-qur’an kemudian
dirangkaikan pada kalimat lain dan memiliki makna yang tepat.
KONSEP DASAR PENYUSUNAN BAHAN AJAR YANG IDEAL
Guru
tidak hanya berperan sebagai pendidik tapi dituntut juga untuk dapat
mengembangkan atau membuat bahan ajar yang dapat digunakan siswa untuk belajar
di kelas maupun dirumah, dalam hal ini guru disebut juga sebagai desainer yang
mampu merancang bahan ajar sendiri ketika di sekolah yang belum ada buku
ajarnya.[9] Tentu dalam membuat
bahan ajar perlu memperhatikan beberapa hal seperti kebutuhan dan keinginan siswa serta kurikulum yang berlaku sebagia acuan. Adapun konsep dasar
penyusunan bahan ajar bahasa Arab diantaranya harus memperhatikan
beberapa hal, berkenaan dengan ini al-Ghali dan Abdullah menyebutkan sebagai
berikut:
a.
Asas sosial-budaya
Sebelum membuat bahan
ajar maka seorang penyusun atau guru harus memperhatikan budaya masyarakat
setempat dengan tujuan aagar siswa merasakan betul bahwa yang ada dalam bahan
ajar tersebut adalah budayanya sendiri seperti candi prambanan, candi brobudur dan
banyak lagi yang lainnya, selain itu guru harus memahamkan budaya Arab dan
budaya islam sehingga siswa merasa memiliki bahwa bahasa Arab merupakan
kekayaan khazanah keislaman. Senada dengan itu ada mutiara kata yaitu “al-lugah
wi’a al-ṣaqȃfah” artinya bahasa adalah bejana kebudayaan.[10]
Ini artinya bahwa bahasa tidak terlepas dari budaya masyarakat setempat, atau
budaya pemilik asli bahasa tersebut.
b.
Asas psikologis
Mendengar kata
psikologis kita langsung berfikiran mengenai aspek kejiwaan siswa, mental siswa,
minat, bakat, dan motivasi siswa. Adapun aspek psikologis yang harus dijadikan
acuan sebelum menyusun bahan ajar yaitu:
1)
Bahan ajar harus sesuai dengan daya ingat dan daya
serap siswa
2)
Melihat keaneka ragaman antara siswa satu dengan yang
lainnya
3)
Bisa memancing kemampuan berfikir siswa dalam menyerap
bahasa
4)
Kemampuan berbahasa siswa harus dijadikan acuan dan
disesuaikan dengan bahan ajar.
5)
Faktor perbedaan usia siswa
6)
Bahan ajar yang disusun harus bisa memberikan motivasi
kepada siswa
7)
Buku siswa dan buku guru harus sesuai
8)
Isi materi harus menanamkan nilai-nilai karakter
c.
Asas kebahasaan dan pendidikan
Ada dua hal
yang diperhatikan disini yaitu asa kebahasaan yang meliputi empat ketermpilan
berbahasa meliputi kemahiran mendengar, kemahiran berbicara, kemahiran membaca
dan kemahiran menulis, serta beberapa unsur-unsur lain yang menunjang
pemerolehan bahasa dan asas pendidikan yang meliputi teori-teori pendidikan dan
teori penyusunan bahan ajar, misalnya mengurutkan materi dari yang paling mudah
dahulu kemudian kepada yang lebih sulit.
PEMBELAJARAN MAHĀRAH AL-KALĀM
Berbagai macam metode dan strategi yang telah ditawarkan dunia
pendidikan dalam pembelajaran bahasa Arab. Seperti metodologi pembelajaran di
empat aspek kebahasaan yaitu maharah istima’, kalam, qira’ah dan kitabah.
Khususnya pada aspek maharah al-kalam yang merupakan pokok atau tujuan utama
mempelajari bahasa Arab.
Berbagai metode dan strategi itu telah banyak ditawarkan oleh para
pakar bahasa Arab. sebagaimana yang dikemukakan oleh Prof. Dr. azhar Arsyad dalam
teori metode the silent way yaitu “pembelajaran bahasa asing/bahasa Arab
aspek kalam yang baik ialah dengan membiarkan murid bersalah dalam berbahasa”.[11]
Senada dengan ini Murica berpendapat salah satu kesalahan dalam pembelajaran
aspek kalam adalah siswa dituntut untuk selalu benar sehingga mereka mengalami
tekanan, paksaan, dan tuntutan untuk benar.[12] Artinya
bahwa dalam berbahasa perlu proses alamiah, tanpa adanya paksaan dan mereka
secara sadar bebas beraksi menggunakan bahasa yang baru mereka kenal.
Sementara itu
ada gagasan untuk mempelajari bahasa Arab untuk tujuan khusus, dalam arti
mengkaitkan materi ajar dengan tujuan-tujuan tertentu dan menuangkan suatu
tujuan di teks materi ajar tersebut. sebagaimana oleh Dr. Junaedi pada
worksop penulisan tesis bahwa bahasa Arab juga mempunyai tujuan khusus diantaranya
yaitu:[13]
a.
Pembelajaran bahasa Arab
untuk kepentingan ibadah haji
b.
Pembelajran bahasa Arab
untuk tenaga kerja
c.
Pembelajaran bahasa Arab
untuk pemandu wisata
d.
Pembelajran bahsa Arab
untuk tenaga instruktur
Sedangkan Mohammad Seman menambahka bahwa secara tidak disadari umat islam
selalu menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari misalnya ketika
berwudu, azan, iqamat, solat, dan berdoa sehingga kesemuanya ini dinamakan
bahasa ibadah. Sehingga dalam tulisan ini
mengangkat tema tentang penanaman uslub-uslub dalam materi ajar maharah
al-kalam. Dalam arti lain bahwa materi ajar maharah al-kalam disusun dengan
menggunakan pola- pola kalimat sebagaimana yang digunakan dalam al-qur’an.
Sehingga ini disebut juga dengan pembelajaran bahasa Arab untuk tujuan mengkaji
gaya bahasa al-qur’an yang kemudian diterapkan untuk praktik berbicara antar
siswa di kelas.
Dengan demikian, diharapkan internalisasi uslub-uslub al-quran
dalam maharah al-kalam ini mampu mengakrabkan kembali siswa dengan al-qur’an
dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
الدرس الأول: القرآن, هو شفاء
للناس
|
|
|
||||||||
المفردات للخطة الدراسة
|
|||||||||
Kamu sudah
lupa
|
:
|
نسيت
|
Apa kamu
sakit
|
:
|
أمرضت انت
|
||||
Aku sudah
hafal
|
:
|
حفظت
|
obat
|
:
|
دواء
|
||||
التعبيرات للتطبيق الدراسى
|
|||||||||
Merasa berat
|
:
|
ضاق ب ذرعا
|
|||||||
Akan aku
kerjakan perintahmu
|
:
|
لا أعصى لك امرا
|
|||||||
Dalam
al-Qur’an (ada) obat/penawar
|
:
|
من القرآن ما هو شفاء
|
|||||||
Bacalah
al-Qur’an
|
:
|
رتل القرآن
|
|||||||
الحوار في تطبيق الدراسي
|
||
يآمصطفى, أمرضت ؟
|
:
|
أستاذ
|
بلى يآ أستاذ, ضقت بذرع.
|
:
|
مصطفى
|
هل ذهبت إلى الطبيب ؟
|
:
|
أستاذ
|
لم أذهب إليه و لم أتناول أي دواء,
ما رأيك عني يآأستاذ, أعندك دواء ؟
|
:
|
مصطفى
|
رتل القرآن يآمصطفى, هل نسيت القول
فيه يقول " و ننزل من القرآن ما هو شفاء و رحمة للمؤمنين"
|
:
|
أستاذ
|
لا, قد حفظت ذلك القول, لا أعصى لك
أمرا, شكرا يآاستاذ, جزاك الله
|
:
|
مصطفى
|
الدرس الثاني: وضع كتابة الجديدة على الفيسبوك
|
|
|
المفردات للخطة الدراسة
|
||||||||
Kata-kata
motivasi
|
:
|
كلمة الدافعية
|
Apa yang
sedang kamu lakukan
|
:
|
ماذا تفعل
|
|||
Nasehat,
masukan, saran
|
:
|
النصيحة
|
Saya sedang
menulis
|
:
|
أكتب
|
|||
التعبيرات للتطبيق الدراسى
|
||||||||
Terima kasih
atas nasehatnya
|
:
|
شكرا على نصيحتك
|
||||||
Akan aku
kerjakan perintahmu
|
:
|
لا أعصى لك امرا
|
||||||
Jika…… maka……
|
:
|
لئن..... ل....
|
||||||
Andaikata……maka….
|
:
|
لو كان.... لنفد....
|
||||||
الحوار في تطبيق الدراسي
|
||
يآ شريف, ماذا تفعل؟
|
:
|
زينل
|
انا أكتب تحديثات الحالة في الفيسبوك.
|
:
|
شريف
|
أي تحديثات تكتب ؟
|
:
|
زينل
|
أكتب كلمة الدافعية.
|
:
|
شريف
|
جميل. ولكن أنصحك أن تكتب تلك الكلمة
في كراستك لأن, لو كنت تكتب كلمة الدافعية في فيسبوك إلى الكراستك, لنفد تلك
الكراسة ولو آتيتك بمثله مدد.
|
:
|
زينل
|
شكر على نصيحتك
|
:
|
شريف
|
لئن كتبت في الكراسة, لوجدت منافع
كثيرة
|
|
زينل
|
بلى, لا أعصى لك أمرا يآ أخي, شكرا
جزاك الله.
|
|
شريف
|
[1] Mahasiswa
Pasca UIN Sunan Ampel Surabaya
[2] Analisis dari
prolog oleh penulis
[3] Gambar slogan
perpustakaan bank BI, di foto hari selasa, 14 november 2017, jam 15:45
[4] Habib, gaya
bahasa al-qur’an (daya tarik al-qur’an dari aspek bahasa), adabiyyat, vol I
No.2 Maret 2003:62.
[5] Aminullah, uslub
Al-Qur’an, fakultas bahasa dan sastra arab universistas sumatrera utara,
2002, hlm 6.
[6] Ibid, 62
[7] Ibid, 64
[8] Ibid, 63
[9] Ali Mudlofir
dan Masyhudi Ahmad, Pengembangan Kurikulum Dan Bahan Ajar (LPTK Fakultas
Tarbiyan IAIN Sunan Ampel Surabaya:PT. Revka Petra Media, 2009), 137.
[10] Khairi Abu
Syairi, Pengembangan Bahan AjarBahasa Arab, STAIN Samarinda:Dinamika
Ilmu Vol. 13. No.1, Juni 2013, 55.
[11] Azhar arsyad,
Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, pustaka pelajar: yogyakarta, 2003,
hlm 28.
[12] Ibid, hlm 28
[13] Dr.
Junaedi, M, Ag, dalam makalah presentase tentang “Metode Penelitian Bahasa
Arab, (Surabaya:UINSA, 2017), slide ke-32.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar